Sunday, February 8, 2015

Aku merasakan kehilangan kamu part 1




Seharusnya Rafael sudah menjemput ku bersama temannya. Entah kemana ia tak kunjung datang menjemput ku. Rafael.. Kamu kemana, Sih...

" Woy! Bengong aja. Katanya mau pergi.. Kok belum pergi juga? " Ujar kakak ku mengagetkan ku
" Ah, Rafael belum jemput, Kak. " Ucap ku
" Lagian sih lo mau aja sama pacar orang. Mau sampe kapan dijadiin selingkuhan? " Cibir kakak ku
" Ah, Kakak ini. Aku tuh enggak suka sama Rafael. Dia kan pendek. Aku juga mau single dulu kok " Bela ku
" Spik mulu deh. Kakak tahu kamu suka sama dia ya cuma karena dia pacar orang aja sih. "
Begitulah yang selalu diucapkan oleh kakak ku. Aku memang menyukai Rafael. Tapi, Hanya sebatas suka dan teman, kok. Aku tahu dia milik orang lain. Aku menatap langit-langit kamar ku yang selalu menjadi saksi bisu tentang perasaan ku,tangisan ku.
" Avreliya! Teman mu sudah datang itu! " Seru ibu ku dari bawah.
Astaga, Rafael sudah datang. Rambut ku berantakan,Baju ku berantakan sekali. Astaga, Kenapa dia menjemput ku tanpa memberitahu aku dulu?
"  Eh kalian bilang-bilang dulu dong kalau jemput. Gue kan belum siap-siap " kata ku memarahi teman lelaki ku
" Yaela, Vel. Di tengok kali itu Rafaelnya kasian dia bela-belain jemput lo tuh sore-sore demi main basket sama lo hahaha " Ledek teman ku, Adam.
" Aduh, dam. Gue panas dingin ini enggak berani ngeliatnya.. Ya Allah, Ini gimana adam " bisik ku
" Kaku amat dah lu. Udah ya gue sama Adam boncengan. Lo sama Rafael ya,Vel. Hahahaha " ujar teman ku,Kevin
" Ah, Sialan. " gerutu ku
 Aku menatap Rafael yang tengah duduk diatas motor maticnya. Dia memakai kaus berwarna orange dan celana pendeknya..Tidak lupa yang buat menyukainya itu.. Kacamatanya. Astaga, Kenapa lelaki sesederhana dia bisa membuat aku menyukainya?
Aku ragu-ragu tuk menghampirinya. Sungguh, Sore ini dia nampak sekali menjadi pangeran pujaan ku.
" Avreliya! Kemana aja lo lama banget deh! Sini naik " Kata Rafael menarik lengan ku
Aku hanya tersenyum. Iya, Tersenyum. Sungguh aku tak mampu mengeluarkan kata-kata untuk berbicara dengannya. Aku menaiki motornya dan menuju lapangan basket dekat rumahnya. Padahal, Aku sudah menyiapkan miliaran kosa kata untuk membuka topik pembicaran. Namun, Lidah ini tak mampu. Astaga, Rafael.. Kamu ini.
" Vel, Lo diem aja. Nahan pup lu yaa vel " celetuk Rafael
" Hey! Lo kalo ngomong sembarangan banget deh. Gue lagi... oh lagi sariawan gue jadi males banget ngomong " Dusta ku
" Makanya minum obatnya. Nakal sih kalo dibilangin "
Deg! Jantung ku berdegup kencang saat ia mengatakan itu. Perhatian-perhatian kecil itulah yang membuat jantung ku berdegup cepat dari biasanya dan yang membuat aku menyukainya... Ah tidak-tidak. Rafael itu milik orang lain. Tak boleh aku merebutnya atau pun memilikinya.
Sampai di lapangan basket, Rafael menghampiri teman -temannya dan memulai permainan. Aku senang walau hanya menemani dia main basket. Rafael itu walaupun pendek, Dia jago banget loh main basketnya.. Ah, Rafael...
" Ey lo selingkuhan rafael. " kata Adam menghampiri ku
" Kenapa sih, Dam. " gerutu ku
" Lo yang bukan pacarnya aja bisa nemenin dia main basket tiap sore ya. Pacarnya mah apa atuh cuma bisa smsan doang hahahahaha " kata Adam sambil tergelak
" Maksud lo apa? Gue juga nemenin dia kan sebagai teman dekatnya kok " kata ku seraya merebahkan tubuh ku diantara rumput-rumput hijau
" Rafael itu suka sama lo,Vel. " kata Adam menatap ku
" Ngomong apaan sih lo? Jelas-jelas rafael punya cewek. Mana mungkin lah dia membagi cintanya apalagi ke cewek macem gue " kata ku
 " Rafael udah bosen kali sama ceweknya.. Orang dia ngomong ke gue kok. " kata Adam
" NGOMONG APA!?!? "
" Yaaaa kepo lo. Dia bilang dia kalo udah putus sama ceweknya itu juga bakalan nembak lo kok, Vel. Yaa berdoa aja semoga lo diberi kepastian ya "
" Enggak mungkin. Gue itu cuma temen deket ya Allah, Dam. " kata ku sambil melipat kedua kaki dan menenggelamkan wajah ku diantara lutut.
 Rafael.. Lelaki berkacamata yang tak ku kenal sebelumnya. Sebelum adam dan kevin memperkenalkan kami berdua. Sebelumnya Kevin mengatakan Rafael mirip sekali dengan mantan ku. Haha konyol bukan karena Rafael mirip dengan mantan ku aku dekat dengannya?
Rafael sering kali mengirimkan aku pesan singkat yang berisikan hal-hal manis.. Emoticon-emoticon yang susah sekali buat aku tertidur karena ia. Rafael juga sering kali tersenyum dan meledek aku hingga aku lupa kalau aku dan dia hanyalah teman dekat dan ia telah memiliki belahan jiwa.

Aku juga tak tahu kenapa kita bisa dekat dekat dan dekat sekali seperti sekarang. Padahal kita hanya bertukar pesan singkat setiap hari dan membahas idola kita berdua yang kebetulan sekali sama.
" Pulang yuk udah mau maghrib nih. Kasian Avreliya kemalaman nanti pulangnya " ujar Rafael
" Cieeelah perhatian amat sihhh " ledek Kevin
" Berisik lo. Gue pulang sama Kevin aja,Raf. Kalo gue sama lo nanti lo kejauhan " kata ku sambil memberanikan menatap kedua bola matanya
 " Yaudah hati-hati ya. " kata Rafael tersenyum
Astaga senyuman yang ia berikan berhasil membuat aku terpaku. Senyumannya itu berhasil membuat pipi ku tersemburat aliran darah ku yang memerahkan pipi ku. Keringat Rafael yang sehabis olahraga membuat tangan ku tergoda untuk mengambil selembar kain untuk mengelap keringat mu,Raf.
Ahh tidak. Dia itu milik orang lain,Vel.





To Be Continued.....

3 comments:

 

Template by BloggerCandy.com | Header Image by Freepik