Friday, February 13, 2015

Aku merasakan kehilangan kamu part 3




Pagi ku cerah ku saat matahari telah menyinari dunia dengan sinarnya yang hangat. Kicauan burung yang sengaja tuk membangunkan aku dari lelapnya tidur ku semalam. Perlahan aku menurunkan jemari kaki ku yang masih ingin sekali untuk terbenam dalam hangatnya selimut ku. Tapi, Tanggung jawab ku sebagai siswa masih harus aku lakukan. Baiklah, Aku harus bergegas mandi sekarang.
" Dek, Handphone berisik lo banget dah! Rafael ngesms lo mulu gila " Seru kakak ku dari luar toilet
" Apaan sih, Kak. Jangan dibaca-baca kenapa sih!! " Seru ku dari dalam
Buru-buru ku membilas tubuh ku kemudian ku raih handuk ku dan memakai seragam sekolah ku. Ku lihat kakak ku asyik sekali membaca pesan singkat ku dengan Rafael. Ah, Dasar cowok selalu mau tahu urusan perempuan.

" Kan udah gue bilang jangan dibaca! " kata ku sambil meraih handphone ku dari genggaman kakak ku
" Hahahahahahahahaha. Tinggal jadian aja ribet banget itu berliku-liku banget pake segala kode-kodean hahahahahahahaha " kata ku tertawa terbahak-bahak
" Tidak semudah itu kali ah. Udahlah jangan urusin gue ah. Sana mandi kalo lo telat gue juga telat tau! Sana ihh bau kecut lu ah " geram ku
" Ciieee ngambek. Kalo ngambek Rafaelnya malah balik ke pacarnya loh hahahahahaha " cibir kakak ku
" Ahh kau ini memang. " kata ku memukul lengan kakak ku
Memang yang dikatakan kakak ku benar. Dimana-mana siklus orang yang bosan dengan kekasihnya akan mencari wanita dan memutuskan kekasihnya itu lalu menyatakan perasaan terdalamnya ke wanita tersebut. Tapi, Aku? Aku harus menunggu,berharap ia mengerti perasaan ku kalau aku juga seorang wanita yang punya hati dan aku harus mengerti gengsi mu yang begitu besar dan tinggi.
" Mama, Aku sama Kak Andre pergi sekolah dulu ya! Mama jangan kecapekan masak-masak muluuuuuuu. Dadah maaaa " kata ku sambil mengecup pipi mama ku
Pagi ini terasa indah dan ceria bagi ku. Entah kenapa aku merasakan seperti ini. Eits, Bukan karena Rafael loh ya, eh, mungkin sih karena dia juga.. Tadi pagi ia mengirimkan 3 pesan singkat yang berhasil membuat pagi ku indah. Yang pertama ia mengatakan ia cinta kepada ku. Yang kedua ia memberi aku semangat sekolah karena hari ini aku pulang malam. Dan yang ketiga ia mengingatkan aku untuk sarapan. Sederhana namun terlihat istimewa, bukan? Aku tak tahu ia salah mengirim pesan atau gimana. Bagaimana ya keadaan kekasihnya? Apa dia juga di ingatkan untuk sarapan dan diberi semangat? Kalo tidak, Pasti kekasihnya akan membunuh aku kalau ia tahu ini.
" Pulang jam berapa nanti, Dek? " kata kakak ku sambil membukakan pintu mobil
" Malam kayaknya, Kenapa, Kak? Mau jemput aku? " kata ku
" Idih! Ogah banget gue jemput lu. Minta sama Rafael sono lu " kata kakak ku
" Ya Ampun, Jahat banget sih, Kak. " dengus ku
Semenjak aku putus dengan kekasih ku.. Rafaellah yang menemani keseharian ku, menemani aku bermain setiap sore, memberi aku pacuan tuk lebih semangat ke sekolah. Walaupun, Kami tak satu sekolah.. Tetapi, Aku merasakan ada kehadiran ia disisi ku. Ah, Aku ini bicara apa? Dia itu kekasih wanita lain! Bodohnya aku ya selalu memikirkan ia dibenak ku. Tapi, Seakan-akan Rafael itu mengendalikan otak dan fikiran ku setiap waktu.
" Vel! Nanti enggak jadi latihan. Jadi kita bisa pulang cepet. Lo hafalin aja gerakannya ya! Sabtu besok kita latihan, ok? " ujar Celia, Sahabat ku.
" Ah lo! Ngagetin aja sumpah errr. Iyaaa celiaaaa iyaa jadi gue bisa pulang cepet nih? oke dehh " kata ku semangat
" Iyee, Vel. Eh lo gimana? Masih dijadiin selingkuhan? Hahahahahahaha " ledek Celia
" Ah banyak omong lu. Gue bukan selingkuhannya tau! Gue itu sahabatnya doang kok " kata ku
" Yakin? Eh tapi si Rafael itu jahat loh, Vel. Dia punya pacar tapi masih aja deketin cewek lain. Mending ya cuma ngegodain gitu-gitulah. Lah ini sampe ngajak jalan,pegangan tangan,pelukan. Gue enggak bisa bayangin jadi pacarnya gimana "
" Maksud lo apaan nih? Gue yang salah? Salah banget ya kalau gue ladenin dia? Gue juga enggak mau jadi orang ketiga,Cel. Tapi, Kalau gue ngejauh dari Rafael persahabatan gue gimana? Gue kan enggak bisa ngejauh begitu aja tanpa ada sebab. "
" Ah, Gila! Hidup lo rumit banget. Lagian sih kenapa dia pake jatuh cinta segala sama lo? "
" Mana gue tau,Cel. Gue kira juga dia enggak bakalan naksir sama gue. Ohiya, Cel.. Dia ngajak jalan gue tau? "
" Terus? Lo mau? Yaudah jalan gih! Kan lo pulang cepet hari ini. Eh, Lo hebat loh jalan setiap hari sama Rafael sedangkan pacarnya enggak pernah ahahahahahahahah "
" Bawel lo ah, Cel. "
Bel pulang sekolah pun berdering kencang. Alunan musik yang aku sangat suka. Ya, Bel pulang sekolah dengan diiringi lagu Instrumen Marilah Kita Pulang. Ahh, Akhirnya aku tak jadi pulang malam. Karena aku malas sekali pulang malam.. Harus menghadapi daerah yang rentan sekali macet. Uh, Jakarta memang ya.

***
Aku merebahkan diri ku ke atas kasur yang empuk. Hari ini aku cukup lelah sekali, Di saat seperti ini aku membutuhkan sekali sosok Rafael untuk menghibur ku. Ku raih ponsel ku yang berada diatas meja. Ku lihat masih tak ada terpampang nama mu dilayar ponsel ku.
" Terus aja! Lama-lama ngebosenin! "
Rafael baru saja menuliskan statusnya di akun sosial medianya. Apa dia bertengkar dengan kekasihnya? Ya Tuhan, Ini membuat aku dilema. Aku seorang wanita, Dan aku tahu bagaimana perasaan kekasih Rafael. Tapi, Aku tak bisa menjauhi Rafael. Aku belum berani untuk bertindak tegas kepadanya. Sekarang ini aku masih seperti boneka Rafael yang selalu mengikuti aturan Rafael. Posisi ku sekarang terlalu bodoh dan takut. Bagaimana kalau Rafael berpisah dengan kekasihnya dan mengajak ku untuk menjalin hubungan yang terkemas dalam status.
" Lo kenapa sih update status kaya gitu? Lo ada masalah? " 
Aku menuliskan pesan singkat di pesan sosial medianya. Apa dia baik-baik saja? Ah, Aku tidak tahu.
" Gue enggak kenapa-napa,Avreliya sayangg. Kita main yuk sayang. Nanti gue jemput lo jam 4 sama Kevin ya.  " 
" Main kemana lagi sih Raf ya ampunnn "
" Kita main ke rumah Adam yaaa. Pokoknya lo harus dandan yang cantik ok? "
" Ah kuntet bawel banget iye dah "
Aku tersenyum kecil saat membalas pesan singkat dari Rafael yang terkesan manis dan indah. Rafael sosok lelaki yang aku sayangi sekarang. Aku berusaha berbohong kepada diri ku atas perasaan ku selama ini. Namun, Sekarang aku tak bisa lagi membohongi perasaan ini. Hati ini mengatakan aku memang menyayangi Rafael atas nama cinta. Ya, Kalian pasti mengatakan " Ah dasar gadis murahan kaya enggak laku aja " Tapi, Seandaikan kalian diposisi ku aku yakin kamu tak akan pernah bisa bohong dan pura-pura dengan perasaan ini.
" Ada temen cowoknya udah dateng " kata Mama muncul dari daun pintu kamar ku
" Oh baiklah. Makasih ya, Ma " kata ku smabil menyisir rambut panjang ku
Aku berjalan menuju depan pagar rumah ku. Ku lihat motor matic milik Rafael yang berwarna pink. Ku sosok lelaki yang sekarang aku cintai lebih dari sebatas teman. Kali ini ia mengenakan kaus berwarna hijau dan celana pendeknya.. Aku menajamkan pandangan ku saat ia melirik ku. Ah, Tatapan itu membuat aku akan mati ditempat ini. Kenapa ia tampan sekali sore ini?
" Tumben lo gue jemput engga molor. Lo biasanya kan tidur mulu, Vel " ledek Rafael
" Tau, Vel. Lo kan tukang tidur makanya gimana mau gendut " sambar Kevin sambil terkekeh
" Bawel lu ya. Gue enggak tidur salah, Gue tidur salah. Berasa Raisa gue ah " kata ku
***

" Eh itu siapa didalem rumah Adam? Ada tamu ya? Yah gimana ini " kata Rafael
" Yaudah masuk aja sih. Itu kan tamu nyokapnya selow aja keles " ujar Kevin
" Eh cina! Tungguin! Main masuk aja lu " kata ku berusaha mengejar Kevin
" Yah gimana si cina ninggalin kita. Lu masuk duluan, Vel. Lo kan udah deket banget sama Adam " kata Rafael sambil mendorong tubuh ku
" Yaa gila kali lo mana berani gue. Eh lo duluan kek lo kan cowok tuh " kata ku
" Lo aja, Vel "
" Lo, Raf pliss "
" Lo aja, Vel "
Rafael sepertinya tak mampu untuk menahan ku. Ia memeluk tubuh ku ini.. Mendekap aku ke dalam pelukannya yang hangat. Kedua lengannya melingkari perut ku ini. Rafael menurunkan kepalanya ke atas pundak ku. Ia menghela nafas yang sangat panjang. Aku rasa ia lelah..
" Vel, Gue pinjem bahu lo ya. Gue capek banget. Gue pengen seharian sama lo, Vel. " ujar Rafael sambil menghela nafasnya
" Raf, Lo kenapa sih? Enggak biasanya kaya gini. Eh jangan peluk-peluk disini dong kalo kelihatan nyokapnya Adam bisa dikatain mesum kita " kata ku
" HAHAHAHA. Vel vel.. Lo kok lucu sih? Ya enggaklah. " kata Rafael melepas dekapannya
" Ya abisan lo gila sih "
" Vel? Gue lagi banyak masalah tau "
" Terus? Ada yang gue bisa bantu nggak? "
" Lo mau enggak jadi moodbooster gue? Gue rasa lo doang yang bisa naikin semangat gue " ujar Rafael sambil menatap tajam kedua bola mata ku
" Aaa.. Tapi kan lo punya pac... "
" Vel,Raf!! Masuk woyy berduaan mulu Astagaa. Jones cemburu nih ehhhh woyy " seru Kevin dan Adam
Kami berdua melepaskan tatapan kami berdua. Rafael menyusul Kevin dan Adam yang tengah terlihat asik membicara Games kesukaan mereka bertiga. Rafael meminta ku untuk menjadi penyemangat hidupnya? Terus selama ini sosok kekasihnya itu apa? Mereka sudah menjalin kasih selama 7 bulan, Lalu, Bagi Rafael sosok kekasihnya itu bukanlah apa-apa lagi? Aku benar-benar tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku terpaku dengan perkataan Rafael yang baru saja ia katakan. Ia adalah sosok lelaki yang gila bagi ku.



To be Continued..... 

4 comments:

 

Template by BloggerCandy.com | Header Image by Freepik