Saturday, March 7, 2015

Different, But Love [ Chapter 3 ]


Atsushi merogoh sakunya, ia mengambil telepon gengamnya dan ia melihat kertas putih yang terjatuh dari genggamannya. Nomor Qia? Fikirnya. Ia tersenyum sinis, Begitu unik wanita yang penuh fikiran negativenya. Dasar mahasiswa, ujarnya.
" Hai cewek. Kamu lagi apa?  "
Calvin tertawa puas setelah ia mengirimin pesan singkat yang ia percaya dapat membuat Qia panik dan ketakutan. Begitu bodoh atau poloskah Qia itu kalau sampai ia takut? Gumam Atsushi.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Qia menatap teleponnya yang baru beberapa menit lalu mendapat pesan singkat. Nomor siapa ini? Kenapa tengah malam seperti ini masih ada saja yang mengirimi ia pesan? Dosennya atau siapa? Ah, Fikiran Qia mulai tidak baik lagi.
Mata Qia seketika membulat dan ia menajamkan pandangannya ketika ia membaca pesan tersebut. Nomor siapakah ini!? Mengapa ia tahu kalau dirinya adalah seorang wanita? Astaga, Apa ini terror atau bagaimana?
" Kau ini siapa? " balasnya dengan penuh takut menghantui fikirannya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Atsushi terkekeh saat ia menerima balasan pesan singkatnya. Begitu bodohnya dirimu, Qia. Jelas-jelas kau ini baru memberikan nomor telepon mu, ujarnya sambil terkekeh. Atsushi merasakan ia sangat ingin menjaili Qia yang lugu dan bodoh itu.
" Kamu tau aku siapa? Datangi aku besok di kafe sebelah kampus Konkuk. Kalau saja kamu tak datang. Jangan harap kamu akan tenang "
Atsushi terbahak-bahak setelah ia menyadari ia baru saja mengancam Qia. Ia membayangkan ekspresi Qia yang penuh misteri dan takut karena ia telah mengancamnya.
" Hei! Berisik banget! Sadar diri kalau ini sudah tengah malam, Bodoh! " pekik Givani yang muncul dari tepi daun pintu.
" Kau ini banyak omong! Aku saja baru saja mengerjai teman ku. Kenapa kau kemari? "
" Tidak kah kau punya persediaan makanan didapur? Semua isi kulkas kosong! Kau ini mau kita kelaparan? Dasar bodoh "
" Presiden direktur mana sempat mengurusi hal seperti itu. Besok akan ku berikan sejumlah uang untuk membeli itu semua. Kau kan sudah menumpang disini " ujar Atsushi sambil menatap Givani dengan tatapan sombong dan setengah terkekeh.
" Aish! Akan ku racuni kau apabila kau meminta aku masak " ujarnya
Atsushi tertawa kecil dan ia mengambil handuk mandinya. Ia melepas pakaian kerjanya yang sudah lusuh dan kedua kantung matanya yang mulai kehitaman. Muka dia seperti mencerminkan wajah seorang depresi karena cinta yang sudah hampir membuat ia gila. Seharusnya tahun ini ia akan menikah dengan Frisca. Ia sudah memesan cincin yang ia khususkan untuk Frisca. Namun, dambaan hatinya telah menusukan belatinya ke dalam hatinya dengan begitu tajam dan sakit.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

" Kau ini siapa!? Awas saja kalau aku pergi kesana kau tak ada. Ku bunuh kau " 
Qia membalasnya. Dia bingung dan tak tahu harus pergi atau tidak. Kalau ia tak datang, Bisa-bisa hidupnya tak akan tenang seperti apa yang baru ia lihat dipesan singkatnya. Tapi kalau ia datang, Ia bisa diculik dan diperkosa, Lalu, Dibunuh begitu saja. Astaga, Apa yang baru ia fikiran? Begitu tolol fikiran jelek tentang orang tak ia kenali itu.

Tapi, Orang asing ini menggunakan bahasa korea yang baku? Apakah ia seorang warga asli korea yang sudah lama menetap disini? Tapi tidak tidak, Bahasanya seperti orang kantoran sekali. Tak ada bahasa informal yang ia gunakan. Ah, Ini siapa ya? Akan kah Qia harus melacak nomor ini? Tapi itu bodoh sekali.
Iya, Qia harus melacak nomor ini. Ia akan mendatangi kantor telepon selular ini dan menanyakan nomor siapakah ini.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ke esokan harinya, Atsushi menatap banyak makanan terpampang begitu lezat dimeja makannya yang luas. Nafsu makannya tak menyelimuti pagi hari Atsushi. Atsushi malas sekali untuk berangkat ke kantor hari ini. Tapi, Tunggu, Hari ini kan Qia akan datang menemani dia? Ah, Hiburan sekali untuk melihat wajah Qia yang lugu itu. Baiklah, Calvin berangkat bersama mobil Lamborghini Veneno Roadster yang bernilai 53,8 Miliar itu! Sungguh harga yang fantasis.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Qia bersiap-siap untuk datang ke kantor SKT. Telekomunikasi Operator yang cukup terkenal di Korea Selatan. Begitu banyak rasa penasaran yang ia pendam, Begitu takut juga yang ia rasakan. Qia menelpon Customer Service SKT sambil memegang kertas putih yang bertuliskan nomor rahasia tersebut.
" Annyeonghaseyo. " Sapa Qia penuh kayakinan untuk menelpon CS SKT tersebut.
" Ne? Ada yang bisa dibantu? " Balasnya dengan lembut
" I-i-ini saya mau melacak nomor yang tak dikenal. Dia baru saja mengirimi saya pesan semalam dan mengancam saya. Bolehkah saya tahu? " Ujarnya
" Oh, tentu saja. Nanti datang saja ke kantor kita ya dilantai 5. Atas nama siapa kalau boleh tahu? Dan umur berapa ? "
" Ah, syukurlah. Terima kasih. Nama saya Sasqia. Umur saya 20 tahun. "
" Baik, Agasshi. Kami tunggu ya "
Qia meraih ranselnya dan mengikat kedua tali sepatunya. Dan, ia berangkat untuk mengetahui si brengsek yang berani mengancam Qia begitu saja tanpa ia berbuat salah.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

" Annyeonghaseyo, Sajangnim-Atsushi " ujar karyawannya yang menyambut hangat kedatangan Atsushi yang tampak gagah pagi itu.
Atsushi melemparkan senyuman manisnya kepada para karyawannya yang telah membantu perusahaan ini dengan baik dan mempunyai beberapa saham dari luar negeri. Dengan umur 25 tahun bukan kah umur yang muda untuk menjabat sebagai Presiden Direktur di perusahaan besar Korea Selatan?

Atsushi baru saja melihat Frisca turun dari mobil mewah yang baru saja ia naiki bersama lelaki lain. Atsushi menatap kedua bola mata Frisca yang indah dan bahagia. Beda dengan saat ia bersama Atsushi, Apakah ia bahagia dengan lelaki brengsek itu? Gumamnya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Qia baru sampai di kantor SKT yang terletak diSeoul. Ia mencari pintu lift yang terdekat dan menekan tombol 5. Qia begitu gelisah dan tak sabar untuk tahu siapakah nomor yang sudah membuat ia gila semalaman itu.
Qia melangkahkan kedua kakinya ke dalam ruangan Customer Service. Dan, Ia diminta untuk tunggu sebentar sebelum namanya dipanggil ke dalam.

" Sasqia! "
Qia memasuki ruangan tersebut. Penuh peralatan komputer tertera didalam sana. Baru pertama kalinya ia memasuki ruangan seperti ini. Ia memberikan senyuman hangat kepada Customer Service yang menunggunya tadi.
" Jadi, Nomor siapa yang anda ingin tahu? " ujar Customer Service itu.
" Ini. Saya tidak tahu ini nomor siapa. Tapi, Ini hampir membuat saya susah tidur semalam " ujar Qia sembari menyerahkan selembar kertas putih
" Astaga! Darimana anda tahu nomor ini!? Ini tidak mungkin... " ujar wanita tersebut dengan penuh ketegangan
" Astaga. Ada apa ini? Mana saya tahu. Saya di kirimin pesan singkat semalam "
Qia pun mulai berfikir yang tidak-tidak. Jangan-jangan itu adalah nomor pembunuh di Korea yang sudah diblokir oleh operator ini, Namun, Masih digunakan untuk meneror mangsanya dan ia kembali membunuh? Oke baiklah, Fikiran Qia tak menentu seperti ini.
Wanita itu seperti sedang menelfon ke rekannya. Namun, Tidak tahu itu siapa. Ah, Makin membuat Qia parno saja. Dan, Wanita ini menyebutkan namanya! Ada apa ini....
" Anda lebih baik ke kantor pemimpin perusahaan ini. Ia menyuruh anda ke sana " 
Qia semakin bingung dengan apa yang baru wanita itu katakan. Apakah yang Qia fikiran itu benar? Kalau yang menerornya adalah pembunuh? Sehingga ia butuh dilindungi. Jadi, Ia harus menghadap ke pemimpin perusahaan ini?

 Qia memasuki ruangan tersebut. Ia melihat lelaki seumurnya sedang menghadap belakang sambil menatap keindahan kota Seoul. Ia memberanikan untuk mengatakan permisi.

 " Permisi, Pak " ujar Qia penuh tegang.
" Tidak usah panggil aku Pak. " ujarnya sambil tersenyum
" ASTAGA! KENAPA KAU BISA ADA DISINI? KAU BARU SAJA MEMBUNUH SANG DIREKTUR? KAU INI BODOH YA! " ujar Qia berapi-api
" Hei. Hilangkan fikiran negative mu itu. Aku ini yang punya perusahaan ini. Kau tak usah macam-macam atau aku akan menuntut kau. " ujarnya sembari merengangkan tangannya ke pundak Qia dan menyuruhnya duduk.
" K-kau yang punya SKT? Sungguh ironis. " jawab Qia penuh kebencian.
" Kau sedang diterror lelaki asing ya? " ujarnya terkekeh
" Iya. Kau memang tahu itu siapa? Atau itu pembunuh terkenal di Korea sehingga aku dipanggil keruangan mu untuk membantu ku? "
 " Itu nomor ku, Bodoh! " 
" APA!? "
" Kau kemarin kan memberikan aku nomor mu. Yasudah aku kirimi kau saja pesan singkat. Kau lupa atau bodoh? Buanglah fikiran jelek mu itu. Aku membenci itu "
" Kenapa kau mengancam ku seperti ituu!? Itu membuat ku susah tidur, Bodohh! "
" Karena kau punya sifat jelek sangat sangat jelek. Jadi, Aku ancam seperti itu, Wanita bodoh! "








To Be Continued...

1 comment:

  1. Ceritanya lucu, berasa baca novel korea terjemahan asli hehe
    Btw, salam kenal:)

    ReplyDelete

 

Template by BloggerCandy.com | Header Image by Freepik