Sunday, May 17, 2015

Apa aku anak yang di harapkan?

Terkadang aku merasa tak berguna. Tak dapat di andalkan. Tak dapat di harapkan untuk segala apa pun. Di hina, di caci maupun maki sudah menjadi nafas hidup ku. Di remehkan oleh orang-orang yang menatap ku dengan tatapan aneh. Aku benci di remehkan.
Aku berusaha menjadi berguna. Mengikuti segala omongan yang mereka katakan pada ku. Berusaha menjadi jauh lebih baik, Walaupun, Aku harus di remehkan lagi. Mereka meremehkan proses lelah dan letihnya aku mengejar peringkat kelas. Mereka meremehkan aku yang mendambakan untuk sekolah di bidang Non-Akademik.

Aku harus bagaimana? Aku harus apa? Apa aku merepotkan semua orang di dunia ini? Ucapan yang selalu ku fikiran setiap malam. Dentuman kegelisahan yang selalu menghantui malam ku.
Kekesalan yang selalu aku pendam. Yang tak pernah aku luapkan sebelumnya, Kini aku akan luapkan. Sudah terlalu lelah memendam perasaan yang membuat aku gelisah setiap malam.

Apa karena aku sudah hidup enak dan di fasilitasi segala macam, Aku akan langsung berubah sukses? Berubah mendapat gelar Sarjana,Master dan Doktor? Tak segampang itu untuk mendapatkan semua itu. Butuh dukungan yang kuat. Aku adalah anak yang terlahir di keluarga yang tak pernah mendukung bakat aku. Yang selalu di remehkan karena aku hanya mempunyai potensi menulis di depan laptop.Yang selalu meremehkan aku dengan minat ku dalam dunia Broadcast.
Apa aku harus mendapat gelar Doktor dan mempunyai mobil dan rumah agar aku mendapat pengakuan " Aku adalah Anak yang BERGUNA di keluarga ini "

Lelah dengan semua ini. Kalau di bandingkan dengan lelah aku pulang sore untuk mendapatkan ilmu itu tak sebanding. Begitu lelah batin ini yang selalu merasa " Gue bukan anak yang diharapkan. Gue jauh lebih baik meninggal " Selalu ku ucapkan. Begitu perih batin ini setiap kali mereka mengatakan " Kerjaannya tidur. Main laptop. Kenapa enggak belajar matematika? "
Mereka tak tahu bagaiman aku berusaha mendapatkan nilai 90 di sekolah. Mereka tak tahu bagaiman lelahnya aku mengali bakat dan potensi ku sendirian. Mereka tak tahu prestasi apa yang selalu aku dapatkan di organisasi yang ku lakukan. Mereka juga tak tahu aku dapat melakukan yang orang dewasa lakukan.

Minat ku dalam dunia menulis, Selalu mereka remehkan. Selalu mereka pandang sebelah mata tentang hal itu. Seakan-akan minat ku menjijikan dan tak dapat di gunakan.
Mereka selalu menanyakan mengapa aku lebih minat dalam dunia menulis? Ingin sekali aku lontarkan, Kalau aku minat menulis karena kalian. Kalian membuat aku tertekan dan merasa tak berguna. Salah kan aku luapkan dengan suatu paragraph yang pahit?
Kalian sendiri yang membuat aku menjadi minat dengan dunia sastra.

Kondisi ku bukanlah seorang anak yang hebat apabila ia di caci maki. Aku bukan anak yang anak pintar apabila ia di hina dan di hukum. Bukan. Aku adalah anak yang gampang sekali tertekan dalam segala kondisi yang menekan ku ke dalam jurang yang hitam. Apa mereka mengerti ini semua? Pemikiran ku memang terlihat seperti anak kecil yang menganggap dunia ini kecil dan tak kejam.
Aku tahu dunia ini kejam dan sulit. Buktinya, Aku belum menjadi wanita dewasa yang berjas dan berdasi saja aku tahu dunia ini memang kejam. Aku sudah merasakannya semenjak taman kanak-kanak.

Aku berusaha jauh lebih baik dari teman-teman ku di kelas. Aku berusaha mengejar nilai akademik ku menjadi nilai 90 dan 100. Aku berusaha dan mencoba mengalahkan teman-teman ku di kelas. Aku menyukai dunia akamedik dan non-akademik.  Apa itu tak cukup untuk mengucapkan aku anak yang di harapkan?

Ahh.. Mungkin aku tak memang berguna di sini.

4 comments:

  1. Boleh jujur ?
    Ehmm anu
    Kamu cantik ;;)
    Salam kenal kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh? Makasih banyakkk yaa :)
      Salam kenal juga ya :)

      Delete
  2. Ah emang sialan. Ketika sukses hanya dilihat dalam ukuran materi. Ketika kita dipaksa untuk belajar ini itu cuma buat ngedapetin ijazah, dan akhirnya dibarter untuk sebuah pekerjaan kantoran.

    ReplyDelete

 

Template by BloggerCandy.com | Header Image by Freepik