Aku ingin mengatakan banyak hal tentang mu yang tak bisa ku lupakan, Sekalipun, Itu hal kecil yang konyol. Mulai dari dulu kaulah yang terindah dan tetap terindah. Sekarang pun, Kau masih yang terindah bagi ku. Dan bagimu, Akulah yang terburuk dan tetap terburuk bagimu.
Terkadang aku sempat berfikir. Mengapa hati ku tak mau melepaskan mu seutuhnya? Mengapa hati ku tak mau membiarkan ia pergi untuk selamanya? Padahal, Hati ku t'lah retak olehnya, Hancur lebur olehnya. Sungguh, Hati ku yang memohon.
Aku juga lelah menangisi mu. Aku juga bosan menunggu kedatangan mu. Tetapi kenapa kenangan kecil itu selalu terbersit di benak ku? Tak bisakah kau pergi jauh untuk selamanya? Aku lelah.
Dulu, Ku kira kau memiliki cinta mati, Maka hatiku adalah makam yang tepat untuk mengabadikan jasadnya, Tapi, yang kau miliki hanyalah cinta dusta. Cinta penuh kebohongan.
Setiap manusia memiliki angan. Ada yang mengejar dan mewujudkannya. Ada yang mundur dan membuangnya. Ada pula yang diam dan hanya manyimpannya sepanjang sisa hidupnya.
Begitulah kutipan dari Novel Cinta Pertama yang ku baca. Aku sudah tentu termasuk ke dalam ' Ada pula yang diam dan hanya menyimpannya sepanjang sisa hidupnya ' Mungkin saja. Karena cinta yang kau berikan kepada ku telah terkubur dalam hati ku.
Di saat ku pandang luas cakrawala, yang berhiaskan bintang-bintang bertaburan dengan sempurna dan indah. Indah sekali, Namun, Bayangan mu kembali menghampiri ku untuk kembali mengingat diri mu.
Kau ini mau apa? Kau mau aku mengingat semuanya tentang kita? Kau mau aku mengenang perpisahan kita? Tak seharusnya kau kembali!
Ah, Aku memang rindu dengan mu. Rindu dihati yang tak bisa ditahan lagi. Seharusnya hanya cukup sampai disini kerinduan ku, kesedihan ku. Tetapi, Masih saja aku menanti.. Menanti harapan yang tak pasti.
Disini, Didalam hati ku. Masih terdapat cinta yang seperti dulu, yang hanya ku berikan sepenuhnya kepada mu. Namun, Kau melihat cinta ku layaknya mainan. Iya, Setelah tak menarik kau membuangnya.
Tak merasa berdosakah dirimu atas segala yang kau lakukan? Astaga, Kau ini memang.
Saat aku tulis puisi ini, Angan ku jauh menghampirimu, disini ku ku sadari betapa berartinya dirimu. Sebab kau adalah semangat hidup ku, Walaupun , Kau pernah menyakiti hati ini, Memhempaskan aku dari kenyataan. Kau sudah menjadi nafas hidup ku dan belahan jiwa ku. Ku harap, Cinta ini abadi walaupun, Kau tak akan ada disisi ku lagi.
Aku tak pernah meminta mu untuk kembali ke sisi hidup ku, mencintai ku, Apalagi menyayangi ku. Tidak akan, Tuan. Karena aku tahu cinta tak dapat dipaksakan.
Seperti apa khayal mu, mimpi mu, asa mu, ingin mu. Namun, Aku bukanlah wanita yang patut mendampingi mu dan aku bukanlah wanita yang ada dikhayal mu, mimpi mu, asa mu dan tentu bukan yang kau ingin kan.
Kau akan mengatakan aku kelewat batas karena tak dapat melupakan mu. Sejujurnya, aku ingin mengatakan kepada mu, Tetapi, Aku masih waras untuk tidak mengatakan hal itu. Aku akan menyimpannya, Tuan.
Kini, Biarlah aku menderita, Menanggung kutukan cinta yang sungguh tega mengiris hati ini. Kini, aku sudah terbiasa dengan aroma puisi, tulisan abstrak yang hanya dapat mengambarkan perasaan ku.
Sudahlah, Biarkan waktu yang mengobati luka ku ini.
Kini, Biarlah aku menderita, Menanggung kutukan cinta yang sungguh tega mengiris hati ini. Kini, aku sudah terbiasa dengan aroma puisi, tulisan abstrak yang hanya dapat mengambarkan perasaan ku.
Sudahlah, Biarkan waktu yang mengobati luka ku ini.
Untuk tuan ku yang
Berwajah Oriental, Namun,
Menyakitkan hati kecil ini.







No comments:
Post a Comment