Kini yang harus ku
lakukan adalah membunuh dengan tega perasaan ku kepada mu.
Walau sulit dan sukar tuk aku lakukan, Inilah pilihan ku. Aku harus terbiasa tanpa genggaman tangan mu, kecupan manis mu, pelukan hangat mu dan perhatian mu.
Aku tak yakin hati ku akan terbiasa tanpa itu semua.
Walau sulit dan sukar tuk aku lakukan, Inilah pilihan ku. Aku harus terbiasa tanpa genggaman tangan mu, kecupan manis mu, pelukan hangat mu dan perhatian mu.
Aku tak yakin hati ku akan terbiasa tanpa itu semua.
Aku tidak rindu
kepada mu. Namun, Bayangan mu yang selalu muncul dalam hadapan ku, fikiran ku
yang membuat aku teringat akan kenangan kita yang pernah kita lalui. Mengapa
engkau selalu datang saat aku sedang menatap dan menikmati indahnya luas
cakrwala? Lalu, kau datang dan merusak keindahan cakrawala yang nan indah ini.
Kau adalah angan ku
yang selalu ku harapan. Aku adalah wanita yang menutupi dirinya dengan harapan
semu. Bodoh, bukan?
Wahai lelaki laksana pujangga yang amat ku sayangi. Berdosakah aku bila aku sering meneteskan air mata untuk mu? Apa aku harus berdusta tentang perasaan ini?
Aku tak ingin
berdusta tentang perasaan ini. Aku memang masih mencintai kau, Laksana Pujangga ku. Tapi, Sepertinya aku berdosa bila aku mengatakan jujur tentang perasaan
ini.
Aku tak mengungkit masa lalu. Aku hanya bingung, bagaimana caranya aku harus
meluapkan perasaan terdalam ku hingga aku merasa lebih baik?
Tanpa aku menulis
seperti ini, Mungkin, Aku akan menjadi gadis gila karena memendam segala
perasaan ku. Tapi, Aku juga akan menjadi gadis gila karena mu.
Terkadang aku merasa kesepian. Terkadang juga aku merasa aku telah terbuang dari dunia yang keras ini.
Terkadang aku merasa kesepian. Terkadang juga aku merasa aku telah terbuang dari dunia yang keras ini.
Aku belum siap ‘tuk
mengizinkan lelaki lain masuk ke dalam hati ku. Aku belum siap disakiti ‘tuk
beribu kalinya. Aku memang sudah lupa tentang nya. Tapi, Aku hanya ingin
sendiri walau terkadang aku merasa kesepian. Aku layaknya wanita yang menunggu
harapan semu. Tapi, Aku yakin seiringnya waktu berjalan, Harapan semu itu akan
pudar dan menghilang jauh dari ku.
Kau adalah lelaki
pertama kali yang membuat ku berubah menjadi wanita dewasa, berubah menjadi
wanita yang tahu akan penampilan, berubah menjadi wanita yang tahu tentang
cinta sesungguhnya. Dan, Kau juga adalah lelaki yang pertama kali membuat hati
ku hancur. Aku memang sering kali tersakiti oleh lelaki, Tapi, Hanya engkau
yang pertama kali membuat ku hancur, tak bersisa hati ku.
Berlebihan? Iya,
Yang kau katakan sangat benar, Aku berlebihan hanya karena cinta. Tapi, pernah
kah kau merasakan bagaimana kehilangan seseorang yang sungguh saat kau
didekatnya kau merasa dia memberikan aura dan dampak positif kepada mu? Pada
akhirnya pun ia memberikan dampak positif dan negatif kepada ku.
Aku hanya mengutarakan
isi hati ku saja, kok. Mengapa kau ingin sekali meludahi, mencorat-coret
tentang tulisan ku ini? Mengapa aku yang selalu salah, Dan, Kau yang selalu
benar.
Kalau kau merasa jijik dengan tulisan ini, Kau tepat sekali, Kau memang seharusnya melakukan itu. Karena aku tak patut tuk dikasihani. Tak patut juga mendampingi kau yang begitu indah, sedangkan, aku yang begitu buruk.
Kalau kau merasa jijik dengan tulisan ini, Kau tepat sekali, Kau memang seharusnya melakukan itu. Karena aku tak patut tuk dikasihani. Tak patut juga mendampingi kau yang begitu indah, sedangkan, aku yang begitu buruk.
Wahai Laksana
Pujangga, Terima kasih atas cinta dusta mu yang dulu ku kira kau memiliki cinta
yang abadi yang ingin ku kubur dalam hati ku. Terima kasih atas pertemuan yang
manis, Namun, di akhiri perpisahan yang pahit. Terima kasih atas izin mu karena
memperbolehkan aku didalam relung hati mu, Walau, Hanya sementara.
Dari wanita yang
Selalu menyebut nama mu
Dalam doa nya.







bagus artikelnya mbak..
ReplyDeletekunjungi juga blog saya seosc.blogspot.com