Saturday, February 21, 2015

Inilah aku sebenarnya.

Aku adalah gadis remaja yang baru menginjakan usia remaja ku. Manis pahitnya cinta dan persahabatan sungguh indahbegitu ucapan orang-orang disekeliling ku. Aku disekolahkan di sekolah swasta yang cukup favorite di Jakarta. Aku senang berada disini. Walau kadang aku merasa asing di sini.

Kehidupan ku sungguh sangatlah cukup bagi ku. Berbagai fasilitas yang aku minta telah disediakan. Segala sesuatu yang aku inginkan aku pasti aku dikabulkan walaupun aku harus menunggu. Beraneka macam makanan yang aku inginkan pasti akan dibelikan atau dibuatkan.

Asmara ku cukup beruntung untuk umur ku. Aku selalu mendapatkan lelaki yang aku inginkan.. Bukan berarti yang rupanya seperti Adam Levine dapat aku kencani. Tidak. Walaupun ya, Asmara ku sering kali kandas. Sering sekali cinta ku dikhianati oleh lelaki-lelaki lain.

Menurut kalian hidup ku pasti lebih baik dari kalian? Tidak. Kamu salah. Boleh kah aku menjetikkan jemari ku untuk menuliskan masa lalu ku saat aku berumur 5 tahun. Lebih tepatnya saat aku masih duduk di taman kanak-kanak..

Bullying? Aku sudah merasakan hal itu sejak aku berumur 5 tahun. Aku sudah terbiasa dijauhi,tidak punya teman, diasingkan, dikasari sampai difitnah pun aku sudah pernah merasakan.
Saat itu, Saat aku masih dikuncir 2 dengan bedak bayi ku yang tebal. Ibu ku mengantarkan aku ke TK ku yang aku suka karena banyak sekali permainan-permainannya walaupun aku tidak punya teman sama sekali di sini...
Aku teringat dan masih membekas dimemori ku, Aku mencoba mendekati teman-teman ku yang sedang asyik sekali bermain. Ketika aku mendekati aku berharap sekali aku dapat bergabung. Ya, Tapi.. Entah mengapa teman-teman ku mendorong ku begitu keras.. menghantam ku dengan ayunan. Aku terjatuh, meringis kesakitan sambil menahan tangis. Kenapa mereka begitu jahat dengan ku? Ada yang salah dengan ku? Aku tak pernah menakali mereka. Menyentuh tangan mereka pun saja aku belum pernah.
Aku berusaha tersenyum. Mungkin, Teman-teman ku sedang kesal makanya mereka bersikap seperti itu.

Ketika, Aku menjuarai lomba menggambar dan mewarnai se-Jakarta Timur tingkat TK. Aku merasa bangga mendapat trophy yang dapat membuat ibu ku tersenyum dan senang. Aku pun senang dapat trophy yang begitu indah nan elok. Tapi, tidak untuk teman-teman ku.
Mereka selalu mencela ku saat aku memenangkan sesuatu kontes. Begitu hina kah diri saat aku kecil hingga mereka membenci semua yang aku lakukan?
Mereka mencakar wajah ku hingga berdarah, meludahi aku dan menarik rambut ku hingga aku jatuh.
Sampai sekarang aku masih ingat wajah,nama dan sikap mereka yang pernah mereka lakukan kepada ku.
Ibu ku memarahi mereka, Ibu guru ku terlebih lagi memarahi mereka. Tapi, Saat ibu ku dan ibu guru pergi meninggalkan kami didalam kelas. Aku masih teringat ucapan mereka yang begitu pahit dan menusuk ke dalam hati ini.
" Lagian pake ngadu. dasar tukang ngadu. nggak kasian sama temennya apa. dasar jelek!"
 Bagi kalian mungkin hal biasa mendengar kata-kata seperti itu. Tapi, Kamu tahu betapa sakitnya aku? Saat aku terlecehkan lalu aku bercerita dengan ibu ku, Memang itu salah? Berdosakah aku?
Aku hanyalah gadis kecil yang polos yang hanya ingin tahu rasanya mempunyai teman.

2 tahun aku lalui bersama teman taman kanak-kanak ku. Walau terkadang ada rasa senang dan pahit dalam 2 tahun itu, Tapi, Aku bersyukur mempunyai teman sebaik Yogas, Teman baik ku yang dapat menerima segala kekurangan ku.

Aku berharap saat aku duduk di bangku sekolah dasar aku akan mendapatkan teman yang lebih baik sekali. Namun, Hal itu tidak mungkin. Aku mendapatkan perlakuan hal yang tidak enak lagi dari teman-teman ku.
Aku dijauhi teman-teman ku karena status sosial ku. Mayoritas teman ku berekonomi rendah, Sedangkan aku berekonomi tinggi. Dulu, Aku hanya gadis kecil yang polos yang tak mengerti tentang kehidupan sosial yang tidak begitu penting bagi ku. Bagi ku disaat itu, Aku membutuhkan teman baik.

Aku tidak mengerti mengapa mereka menghindari dan menatap ku dengan tatapan tajam hanya karena aku digolongkan dalam golongan ekonomi tinggi. Aku hanya ingin bermain. Merasakan bersepeda bersama teman  ku pada sore hari. Menikmati jajanan bersama teman ku. Tapi, Itu mustahil.
Mereka melihat ku saja tidak mau. Mereka hanya dapat menghina ku. Hinaan datang bertubi-tubi saat aku duduk dikelas 6. Guru ku atau lebih tepatnya Wali kelas ku saja tidak menerima keberadaan aku disaat itu. Aku selalu dipisahkan dari anak-anak yang lebih keren dari ku saat itu. Aku selalu dihukum walau aku tak tahu salah ku apa. Aku selalu dibenci saat aku mendapat nilai bagus. Aku hanya heran, Mengapa guru ku saja tega melakukan itu pada ku?
Saat masa-masa cinta monyet datang ke kehidupan pada waktu itu.
Laki-laki berhidung mancung, berwajah arab dan berkulit putih. Pernah menyukai ku pada saat itu.. Ya, Aku merasa bahagia disaat itu. Kamu tahu? saat mereka menjauhi ku, Dia datang untuk menemani ku sebagai sahabat, bukan, pacar.
Ternyata tak lama, Hinaan dan perlakuan tak mengenakan datang saat wanita-wanita yang menyukai lelaki itu tak terima saat orang ia sukai menyukai aku.
Tapi, Aku sudah terbiasa kok. Aku sudah tahu rasanya bagaimana dicaci maki, direndahkan, apalagi, sampai dikasari hingga aku terluka.

Belum lagi saat aku dirumah.. Aku harus berhadapan dan melihat kedua orang tua ku yang selalu berantem,saling mencaci maki dan sampai menutut cerai pun aku lihat setiap hari.
Saat pertengkaran dimulai, Aku hanya bisa menangis dipelukan kakak ku. Meratapi kehidupan ku yang sungguh bagi ku ini neraka. Aku gila dengan ini semua.
Aku tak punya teman disaat itu.. Aku tak mendapatkan kasih sayang dari orang tua. AKU HAMPIR GILA DISAAT ITU.
Ibu ku meninggalkan ku dari rumah, Aku hidup dengan kesunyian dan kesepian. Aku akan terasa senang saat ibu ku mengirimi ku pesan singkat bila beliau ingin menemui aku. Ah, Senang rasanya. Aku bisa memeluk ibu ku walau hanya sementara. Aku sempat meminta beliau untuk kembali ke rumah dan bermain dengan ku. Sungguh permintaan yang polos.

Tuhan amat disaat itu, Saat aku menginjakan kelas 7 lebih tepatnya saat aku duduk disekolah menengah pertama. Tuhan memberikan aku sahabat-sahabat yang baik, membuat keluarga ku harmonis lagi sampai sekarang.

Aku berusaha bangkit dalam kepedihan yang amat menusuk jiwa ku dan hampir merusak jiwa ku. Aku berusaha membuat pendirian bahwa segala sesuatu tak boleh aku tangisi. Aku yakin dengan sebuah kalimat ' semua akan indah pada waktunya ' asal kita tetap berdoa, berusaha dan membuktikan bahwa kita jauh lebih baik dari orang lain.

Saat aku SMP, aku sering sekali mencaci maki orang lain, kasar dengan orang lain hingga bicara ku tak sopan lagi kepada lain. Disaat itu aku ingin membalaskan rasa kekesalan ku selama 8 tahun aku dicaci maki, dihina, dilecehkan hingga aku dikasari hingga luka-luka lebam. Aku memukul dan menghardik teman-teman lelaki ku dengan ucapan yang begitu kasar. Itu hanya semata-mata aku ingin membalaskan rasa semua kesal ku,benci ku yang selama 8 tahun aku pendam. Aku sempat menggolongkan kalangan teman-teman ku dari yang bergolongan tinggi hingga rendah. Aku hanya ingin melampiaskan dendam ku.

Dan, Saat SMA ini aku sadar.. Aku sadar yang telah aku perbuat semua salah. Tak seharusnya aku melampiaskan kekesalan ku ke orang-orang yang tidak bersalah. Tak seharusnya aku mengkasari teman-teman ku dengan ucapan ku yang tidak sopan. Tak seharusnya juga aku memukul teman-teman ku. Dan, Aku tidak seharusnya membedakan teman-teman ku.
Aku merasa berdosa disaat itu, Merasa aku hina sekali hanya karena 8 tahun aku dihina , Aku membalaskan kepada orang yang sama sekali tak salah.

Mulai sekarang, Aku berjanji dalam diri ku.. Aku akan berusaha yang lebih lebih baik dari sebelumnya. Aku harus membuktikan bahwa aku akan sukses sangat sukses dari mereka yang telah sempat merendahkan aku dimasa kecil ku.
Sekarang aku lebih suka menumpahkan kekesalan ku dalam sebuah tulisan. Karena pembalasan dengan cara yang indah hanyalah menuliskan emosi dalam secampur sastra yang ada didalam tulisan tersebut.
Dan, Aku akan membeli semua ucapan makian yang terlontar dari mulut mereka.
Aku akan sukses , Karena mental ku sudah sangat siap karena kalian, Teman masa kecil ku.


12 comments:

  1. Tulisannya bagus nih kak, berawal dari korban bullying ketika TK, SD, dan SMP gantian melampiaskan dendam kepada orang salah... Dan SMA baru sadar. Well, dalam hal ini mungkin terdengar epic, tapi bukankah emas murni tercipta dari kobaran api yang panas? Atau pelaut handal terlahir dari lautan yang penuh badai? Gakpapa sadar ketika SMA< lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali:)))

    ReplyDelete
  2. semangat ya!! semoga apa yang diinginkannya tercapai, tenang saja Tuhan tidak pernah tidur ko,,
    aku juga pernah merasakan gimana rasanya gak punya teman, dan ya rasanya memang nyesek,,

    ReplyDelete
  3. wah, semangat ya. usaha keras nggak akan mengkhianati hasilnya.
    kalau usaha nya maksimal, hasil nya juga pasti maksimal :)
    dan masalah-masalah itu wajar lagi. masalah cuma sebuah media yang membuat kita jadi lebih kuat :)

    ReplyDelete
  4. Ini kok.... perjalanan hidupnya sedih banget... gue jadi malu kalo ngeluh dengan masalah sepele... T.T
    Semangat ya, orang yang selalu sabar dan selalu berdoa dijanjikan masa depan bahagia. *Itu juga pesan untuk diri sendiri*

    ReplyDelete
  5. Ini seriusan? Gila kejam amat sampe diludahin. ._.
    Gue juga srmpet dibuli pas SMP, tapi untungnya sekarang udah nggak. Makanya gue selektif banget milih temen. Semangats!

    ReplyDelete
  6. coba belajar beladiri aja sis buat jaga-jaga, coba mampir ke www.bakatsuper.com

    ReplyDelete

 

Template by BloggerCandy.com | Header Image by Freepik